Sabtu, 15 Maret 2014

Dosa yang Mengundang 4 Adzab


*) Tulisan ini merupakan ikhtisar dari kajian Ustadz Abu Haidar as-Sundawi Sabtu 6 Jumadil Awwal 1435H/8 Maret 2014 di Masjid Jannatul Firdaus Galaxi Bekasi Selatan. Adapun sebuah Ikhtisar tentu tidak akan selengkap yg disampaikan Ustadz pada saat kajian.

Disebutkan hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab Shahih keduanya, dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, dia bercerita, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda.

"Artinya : Tiga golongan yang (1) tidak akan diajak bicara oleh Allah, (2) tidak juga dilihat dan (3) (tidak) di sucikanNya, dan (4) bagi mereka adzab yang sangat pedih ..."

Hadits diatas menunjukkan bahwa ada dosa-dosa yg mendatangkan langsung 4 adzab, yaitu adzab:
1. Tidak diajak bicara oleh Allah
2. Tidak dilihat/dilirik oleh Allah
3. Tidak disucikan
4. Adzab yg pedih

Dosa dosa tersebut diantaranya:

1. Orang yg berilmu tapi menyembunyikan ilmunya karena ingin keuntungan dunia

"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknat Allah dan dilaknat (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknat."
(QS. Al-Baqarah [2]: 159)

Ibnu Katsir berkata contohnya adalah Pendeta yahudi dan pendeta nashrani yg mereka tahu bahwa Muhammad adalah rasul yg sesuai dg apa yg diterangkan oleh kitab-kitab tetapu mereka mengingkari Muhammad sbg Rasul.
Mereka berbuat demikian karena:
1. Uang (akan kehilangan pemasukan, misal:tdk ada lagi pengajuan dosa)
2. Popularitas. Takut kehilangan Pengikut.

"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil,... "
(QS. Al-Fath [48]: 29)

Ancaman-ancaman bagi yg menyembunyikan ilmu juga disebutkan dalam hadits-hadits. Diantaranya:

"Barangsiapa yang ditanya tentang suatu ilmu lalu ia menyembunyikannya, maka ia akan di-belenggu pada hari Kiamat dengan tali kekang dari Neraka."
Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 3658), at-Tirmidzi (no. 2649), dan Ibnu Majah (no. 266), ini lafazh Ibnu Majah, dari Shahabat Abu Hurairah. Lihat Shahih Sunan Abi Dawud (II/441), Shahih Sunan at-Tirmidzi (II/336, no. 2135), dan Shahih Sunan Ibni Majah (I/49, no. 213).

2. Orang yg Bersumpah Palsu

إِنَّ الَّذِينَ يَشْتَرُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَأَيْمَانِهِمْ ثَمَنًا قَلِيلًا أُولَٰئِكَ لَا خَلَاقَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ وَلَا يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

"Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih".
(QS. Ali Imran [3]:77)

Allah Ta'ala berfirman di ayat yang lain:

وَلَا تَتَّخِذُوا أَيْمَانَكُمْ دَخَلًا بَيْنَكُمْ فَتَزِلَّ قَدَمٌ بَعْدَ ثُبُوتِهَا وَتَذُوقُوا السُّوءَ بِمَا صَدَدتُّمْ عَن سَبِيلِ اللَّهِ ۖ وَلَكُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

"Dan janganlah kamu jadikan sumpah-sumpahmu sebagai alat penipu di antaramu, yang menyebabkan tergelincir kaki(mu) sesudah kokoh tegaknya, dan kamu rasakan kemelaratan (di dunia) karena kamu menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan bagimu adzab yang pedih."
(QS. An-Nahl [16]: 94)

Ath-Thabari rahimahullah berkata, "Makna dari ayat tersebut di atas adalah janganlah kalian jadikan sumpah-sumpah kalian yang telah kalian ucapkan, sebagai penghianatan dan tipu daya untuk tidak memenuhi janji kepada orang yang telah kalian janjikan, supaya mereka merasa tenang kepada kalian padahal kalian menyembunyikan pengkhianatan terhadap mereka." Tafsiir ath-Thabari (XIV/166)

3. Al Mushbil (orang yg isbal)

"Dari Abu Dzar bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Ada tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat dan bagi mereka adzab yang pedih. Rasulullah menyebutkan tiga golongan tersebut berulang-ulang sebanyak tiga kali, Abu Dzar berkata : "Merugilah mereka! Siapakah mereka wahai Rasulullah?" Rasulullah menjawab : "Orang yang suka memanjangkan pakaiannya, yang suka mengungkit-ungkit pemberian dan orang yang melariskan dagangannya dengan sumpah palsu."
Hadits Riwayat Muslim 106, Abu Dawud 4087, Nasa'i 4455, Darimi 2608. Lihat Irwa': 900.

Ancaman bagi yang musbil ini berlaku baik dgn sombong maupun tidak.

Adapun berpakaian bagus, berkendaraan yang bagus tidak termasuk kesombongan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

"Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan seberat biji sawi". Seorang laki-laki bertanya: "Ada seseorang suka bajunya bagus dan sandalnya bagus (apakah termasuk bersikap sombong?)" Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Sesungguhnya Allah Maha Indah dan menyukai keindahan. Bersikap sombong, ialah menolak kebenaran dan merendahkan manusia" 
HR Muslim, no. 2749, dari 'Abdullah bin Mas'ud.

Juga dikisahkan bahwa Imam Ibnu Hajar beliau mengenakan pakaian yang bagus dan kendaraan yang bagus dan beliau bukanlah orang yang sombong.

Imam Ibnu Hajar  dikisahkan Imam Adz-Dzahabi di Siyar A'lam an-Nubala:
Ibnu Hajar rahimahullah dulu adalah seorang hakim besar Mesir di masanya. Beliau jika pergi ke tempat kerjanya berangkat dengan naik kereta yang ditarik oleh kuda-kuda atau keledai-keledai dalam sebuah arak-arakan.

Pada suatu hari beliau dengan keretanya melewati seorang yahudi Mesir. Si yahudi itu adalah  seorang  penjual  minyak.  Sebagaimana  kebiasaan  tukang  minyak,  si  yahudi  itu pakaiannya kotor. Melihat arak-arakan itu, si yahudi itu menghadang dan menghentikannya.

Si yahudi itu berkata kepada Ibnu Hajar: "Sesungguhnya Nabi kalian berkata

" Dunia itu penjaranya orang yang beriman dan surganya orang kafir. " (HR. Muslim)

Namun kenapa engkau  sebagai seorang beriman menjadi seorang hakim besar di Mesir, dalam arak-arakan yang mewah, dan dalam kenikmatan seperti ini. Sedang aku -yang kafir- dalam penderitaan dan kesengsaraan seperti ini."

Maka   Ibnu   Hajar   menjawab:   "Aku   dengan   keadaanku   yang   penuh   dengan kemewahan dan  kenikmatan dunia ini bila dibandingkan dengan kenikmatan surga adalah seperti  sebuah  penjara.  Sedang  penderitaan  yang  kau  alami  di  dunia  ini  dibandingkan dengan yang adzab neraka itu seperti sebuah surga."

Maka si yahudi itupun kemudian langsung mengucapkan syahadat: "Asyhadu anla ilaha illallah. Wa asyhadu anna Muhammad rasulullah," tanpa berpikir panjang langsung masuk Islam.

4. Al-Mannaan (orang yg suka mengungkit-ungkit pemberian)

Ancaman bagi orang yang suka mengungkit-ungkit pemberian sudah disampaikan pada hadits sebelumnya.

Hendaknya kita merasa rugi jika kita mengungkit-ungkit pemberian. Lihatlah besarnya pahala kita yang akan hilang yang seyogianya akan kita dapatkan dengan memberi atau menolong orang dari kesulitan.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ نَـفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُـرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا ، نَـفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُـرْبَةً مِنْ كُـرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَـى مُـعْسِرٍ ، يَسَّـرَ اللهُ عَلَيْهِ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَمَنْ سَتَـرَ مُسْلِمًـا ، سَتَـرَهُ اللهُ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَاللهُ فِـي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ ، وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًـا ، سَهَّـلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَـى الْـجَنَّةِ ، وَمَا اجْتَمَعَ قَـوْمٌ فِـي بَـيْتٍ مِنْ بُـيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ ، وَيَتَدَارَسُونَـهُ بَيْنَهُمْ ، إِلَّا نَـزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ ، وَغَشِـيَـتْـهُمُ الرَّحْـمَةُ ، وَحَفَّـتْـهُمُ الْـمَلاَئِكَةُ ، وَذَكَـرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ ، وَمَنْ بَطَّـأَ بِـهِ عَمَلُـهُ ، لَـمْ يُسْرِعْ بِـهِ نَـسَبُـهُ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allâh Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allâh akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Allâh senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya. Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allâh akan mudahkan baginya jalan menuju Surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allâh (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenteraman akan turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allâh menyanjung mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang diperlambat oleh amalnya (dalam meraih derajat yang tinggi-red), maka garis keturunannya tidak bisa mempercepatnya."

TAKHRIJ HADITS
Hadits ini shahih. Diriwayatkan oleh:
1. Muslim (no. 2699).
2. Ahmad (II/252, 325).
3. Abu Dâwud (no. 3643).
4. Tirmidzi (no. 1425, 2646, 2945).
5. Ibnu Mâjah (no. 225).
6. Ad-Dârimi (I/99).
7. Ibnu Hibbân (no. 78- Mawâriduzh Zham-ân).
8. Ath-Thayâlisi (no. 2439).
9. Al-Hâkim (I/88-89).
10. Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah (no. 127).
11. Ibnu 'Abdil Barr dalam Jâmi' Bayânil 'Ilmi wa Fadhlihi (I/63, no. 44).

Dalam riwayat lain, Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

اَلْـمُسْلِمُ أَخُوْ الْـمُسْلِمِ ، لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ ، وَمَنْ كَانَ فِـيْ حَاجَةِ أَخِيْهِ ، كَانَ اللهُ فِيْ حَاجَتِهِ ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ ، فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًـا ، سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

Seorang Muslim adalah saudara orang Muslim lainnya. Ia tidak boleh menzhaliminya dan tidak boleh membiarkannya diganggu orang lain (bahkan ia wajib menolong dan membelanya)[1] . Barangsiapa membantu kebutuhan saudaranya, maka Allâh Azza wa Jalla senantiasa akan menolongnya. Barangsiapa melapangkan kesulitan orang Muslim, maka Allâh akan melapangkan baginya dari salah satu kesempitan di hari Kiamat dan barangsiapa menutupi (aib) orang Muslim, maka Allâh menutupi (aib)nya pada hari Kiamat.[2]
[1]. Lihat Fathul Bâri (5/97, Kitâbul Mazhâlim).
[2]. Shahih: HR. Bukhâri (no. 2442 dan 6951), Muslim (no. 2580) dan Ahmad (2/91), Abu Dâwud (no. 4893), at-Tirmidzi (no. 1426), dan Ibnu Hibbân (no. 533) dari Shahabat Ibnu 'Umar ra.

5. Tidak membantu Ibnu Sabil yg sudah
kehabisan bekal

Berdasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab Shahih keduanya, dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, dia bercerita, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda.

"Artinya : Tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah, tidak juga dilihat dan di sucikanNya, dan bagi mereka adzab yang sangat pedih ; Seseorang yang mempunyai kelebihan air di sebuah jalanan, dimana dia menghalangi para pejalan dari air tersebut, lalu seseorang membai'at seseorang –dalam sebuah riwayat : seorang imam- yang dia tidak membai'atnya melainkan untuk kepentingan dunia, yang jika orang dibai'atnya itu memberi apa yang dia inginkan, maka dia akan mentaatinya dan jika tidak maka dia tidak mentaatinya, serta seseorang yang menawar barang dagangan orang lain setelah Ashar, lalu dia (penjual, -ed) bersumpah dengan menggunakan nama Allah bahwa dia benar-benar telah memperoleh barang tersebut sekian dan sekian, lalu diambillah oleh orang itu"
Hadits Riwayat Ahmad II/253 dan 480, Al-Bukhari III/76 dan 160, VIII/124, Muslim I/103 nomor 108, Abu Dawud III/749 dan 750 nomor 3474 dan 3575, At-Tirmidzi IV/150-151 nomor 1595 dengan sebagia lafazh hadits tersebut, An-Nasa'i VII/247 nomor 4462, Ibnu Majah II/744 dan 958 nomor 2207 dan 2870, Ibnu Abi Syaibah VI/257, Abu Awanah I/41, Ibnu Hibban XI/274 nomor 4908, hadits senada, Al-Baihaqi di dalam kitab As-Sunnah V/330 dan VIII/160, dan juga di dalam kitab Al-Asmaa wash Shifaat I/551 nomor 477 (Tahqiq Al-Hasyidi), Al-Baghawi X/142 nomor 2516 dengan hadits senada.

6. Orang tua yg berzina

"Ada tiga golongan (manusia) yang Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan tidak melihat kepada mereka, dan bagi mereka siksa yang sangat pedih, yaitu ; Orang tua yang berzina, raja yang pendusta (pembohong) dan orang miskin yang sombong"
Hadits shahih riwayat Muslim 1/72 dari jalan Abu Hurairah, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam seperti diatas.

3 golongan diatas ini dibenci karena keburukan karakter mereka.

7. Penguasa yg berdusta

Seperti disebutkan dalam hadits sebelumnya.

8. Orang Miskin yg sombong

Seperti disebutkan dalam hadits sebelumnya.

9. Durhaka kepada Orang Tua

Dalam hal ini, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:

Tiga golongan yang tidak akan masuk surga: "Seseorang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, dayyuts (seorang lelaki yang tidak gusar atas kemungkaran yang ada pada keluarganya), dan wanita yang menyerupai lelaki".
Diriwayatkan oleh al-Hâkim (1/72), sekaligus menshahîhkannya, dan disepakati oleh adz-Dzahabi].

10. Wanita yg menyerupai laki dan laki yg menyerupai perempuan

Seperti disebutkan dalam hadits sebelumnya

11. Ad-Dayuts

Seperti disebutkan dalam hadits sebelumnya

Demikianlah diantara dosa-dosa yang mengundang 4 adzab, berusaha dan berdoalah kepada Allah agar kita dijauhkan dari dosa-dosa tersebut.
Aamiiin Ya Allah Ya Rabbal 'Alaamiin.