Minggu, 10 November 2013

Iman Kepada Hari Akhir

Sabtu, 6 Muharram 1435 / 9 November 2013
Tulisan ini adalah ringkasan kajian, banyak ayat+hadits yg Ustadz sampaikan namun tidak ditulis disini.

Iman kepada hari akhir mencakup:
1. Iman kepada hari kebangkitan
2. Iman kepada hisab (penghitungan)/ al Jaza (balasan)
3. Beriman kepada Surga dan Neraka
4. Beriman kepada apa yg terjadi setelah mati

Tidak dianggap beriman kepada hari akhir jika belum mengimani keempatnya dengan sempurna.

1. Iman kepada hari kebangkitan
- Dalil dalam al-Qur'an

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ

Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? (QS.Al-Mu'minun [23]: 115)

- Hadits mengenai kebangkitan
Dari A'isyah ra, Rasulullah saw bersabda :

يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفُاةً عُرَاةً غُرْلاً  قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ  النِّسَاءُ وَالرِّجَالُ جَمِيْعًا؟  يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ اِلَى بَعْضٍ!  قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:  يَا عَائِشَةُ اَلاَمْرَ اَشَدُّ مِنْ اَنْ يَنْظُرَ بَعْضُهُمْ اِلَى بَعْضٍ  =متفق عليه=

"Manusia dikumpulkan pada hari kiamat keadaan tanpa beralas kaki, telanjang, belum di khitan". Aku bertanya : "Ya Rasulallah, perempuan dan laki-laki semuanya? Sebagian mereka akan melihat kepada sebagian yang lain". Beliau saw bersabda : "Hai A'isyah, urusan pada saat itu lebih dahsyat ketimbang sebagian melihat kepada sebagian yang lain". =HR. Muttafaqun 'Alaih=

2. Iman kepada hisab (penghitungan)/ al Jaza (balasan)
Dalilnya dalam al-Qur'an:

إِنَّ إِلَيْنَا إِيَابَهُمْ

Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka,
ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ

kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka. (Al-Ghatsiyah [88]: 25-26)

مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا ۖ وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَىٰ إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (QS. al-An'aam [6]: 160)

مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ وَلَهُ أَجْرٌ كَرِيمٌ

Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak. (QS. al-Hadiid [57]: 11)

3. Beriman kepada Surga dan Neraka
Surga adalah negeri kenikmatan, yg nikmatnya tidak akan terbayang oleh manusia di dunia. Seperti disebutkan dalam As-Sajdah 17.

فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan. (QS. As-Sajdah [32]: 17)

Adapun siksa neraka adalah sangat pedih seperti disebutkan dalam Al-Qur'an:

وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ ۚ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا ۚ وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ ۚ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا

Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. (QS. Al-Kahfi [18]: 29)

4. Beriman kepada apa yg terjadi setelah mati
     1) Fitnah di alam Qubur. Berupa pertanyaan: Siapa Rabbmu (tauhid), Siapa Nabimu (manhaj), Apa Agamamu (syariat), .
      2) Adzab dan nikmat Qubur

Jumat, 25 Oktober 2013

TAQWA, Bekal Pernikahan Bahagia

Khutbah Nikah 26/10/2013

Gunturan, Desa Triharjo Bantul - Yogyakarta
Pernikahan Keponakanku.
Kami mencintai Ananda karena Allah...


Kamis, 27 Juni 2013

Menjadikan Makan dan Minum sebagai Aktivitas Ketaqwaan

Khutbah Jum’at 28/6/2013
Masjid Al-Ihsan PTM-VJS Galaksi Bekasi


“Menjadikan Makan dan Minum sebagai Aktivitas Ketaqwaan”

Assalammu’alaikum Warohmatullloohi Wabarokatuh,
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أَمَّا بَعْدُ
أما بعد،،،
فإن أصدق الحديث كتاب الله، وأحسن الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم ، وشر الأمور محدثاتها، وكل محدثةٍ بدعةٍ، وكل بدعةٍ ضلالةٍ، وكل ضلالةٍ في النار، وبعد


Ma’asiral muslimin Rahimaniy wa Rahimakumullah
Saudara-saudaraku kaum muslimin yang khotib cintai dan di-Rahmati Allah

Pembuka khutbah yang barusaja khatib bacakan adalah Khutbatul Hajat, pembuka khutbah yang biasa dibacakan oleh Rasulullah saw. Dengan demikian hampir dalam setiap khutbahnya Rasulullah menyerukan mengenai perintah bertaqwa. Tidak kurang dari 4 perintah taqwa dalam pembuka diatas.
·         Yaa Ayyuhalladziina amana ittaqullaaha haqqo tuqotih... (wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa..)
·         Ya Ayyuhannas ittaqu rabbakumulladzi kholaqokum min nafsin wahidah (wahai sekalian manusia bertaqwalah kepada Allah yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu..)
·         Wattaqullaah alladzi tasaaluuna bihi wal arham (bertakwalah kepada Allah yang dengan-Nya kalian saling meminta dan saling menyayangi)
·         Yaa Ayyuhalladziina amana ittaqullaaha wa quluu qoulan sadida (wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar..)

‘Ulama sepakat bahwa yang dimaksud taqwa secara syariat adalah Imtitsalu Nawamir wajtinabu nawahi, mengerjakan segala perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya.
Dengan demikian inti seruan taqwa adalah meningkatkan amalan-amalan yang diperintahkan Allah, hanya melaksanakan amal ibadah yang diperintahkan Allah saja, dan menyandarkan segala/seluruh aktivitas kita sesuai dengan yang diperintahkan Allah SWT. Dan segera mengurangi aktivitas-aktivitas yang dilarang Allah SWT, segera mengurangi maksiat, segera mengurangi perbuatan-perbuatan dosa sekecil apapun.

Ma’asiral muslimin Rahimaniy wa Rahimakumullah
Hendaknya kita mulai melaksanakan segala perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya dalam setiap aktivitas kehidupan kita. Termasuk dalam makan dan minum.
Dan inilah tema khutbah kita hari ini, yaitu “Menjadikan Makan dan Minum sebagai Aktivitas Ketaqwaan”
Makan dan minum adalah kegiatan setiap manusia setiap hari. Alangkah ruginya kita jika ternyata dalam makan dan minum ini kita melanggar larangan-Nya, karena berarti minimal 2 kali sehari kita menambah daftar hal-hal yang kita langgar. Dan alangkah beruntungnya jika kita dapat makan dan minum sesuai perintahnya, karena berarti minimal 2 kali sehari kita menambah daftar amal yang diperintahkan.

Ma’asiral muslimin Rahimaniy wa Rahimakumullah
Di dalam mendefinisikan taqwa, untuk kata mengerjakan segala perintahnya ‘Ulama menggunakan kata “Imtitsalu”. Imtitsalu Nawamir. Padahal kata imtitsalu sejatinya bukan mengerjakan. Asal katanya adalah “mitslun”. Atau yang kita kenal dalam bahasa Indonesia dengan misal. Yang salah satu artinya mirip. Kenapa? Karena dalam melaksanakan perintah Allah, kita harus mirip/semisal dengan yang dikerjakan Rasulullah saw. ittiba’, mengikuti apa yang dilakukan beliau, yang dianjurkan beliau dan apa-apa yang beliau setujui ketika sahabat melakukannya (taqrir).
Demikian dalam hal makan dan minum. Termasuk dalam melaksanakan perintah Allah ketika kita mengerjakan apa yang Rasulullah lakukan saat makan dan minum. Termasuk dalam melaksanakan perintah Allah ketika kita mengerjakan apa yang Rasulullah anjurkan dan beliau taqrir ketika makan.
Berikut beberapa hal yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan dan yang dilarang dalam makan dan minum.

1.       Jangan Makan dan Minum barang yang haram
Allah berfirman dalan QS. Al-Baqarah: 168:


Allah berfirman, "Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan, karena sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu."
(QS. al-Baqarah : 168)

Haramnya makanan dan minuman disebabkan oleh dua hal. Yang pertama adalah zatnya, haram bi zatihi. Misal daging babi, darah, hewan yang disembelih dengan bukan nama Allah, maka itu haram karena zatnya. Yang kedua adalah haram karena cara memperolehnya. Misal diperoleh dengan cara mencuri atau dibeli dari uang hasil curian, uang hasil riba, dan cara yang haram lainnya.

Di ayat tadi jelas disebutkan bahwa memakan makanan haram adalah pintu untuk mengikuti langkah-langkah syetan. Pintu menuju dosa-dosa dan kesengsaraan di Akhirat.
Rasulullah dengan tegas mengatakan daging dari makanan haram, maka nerakalah yang berhak menjadi tempat kembalinya:

Pada suatu hari Saad bin Abi Waqqas bertanya kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, doakan aku kepada Allah agar aku dijadikan Allah orang yang makbul doanya." Rasulullah menjawab, "Hai Saad, makanlah yang baik, (halal) tentu engkau menjadi orang yang makbul doanya. Demi Allah yang memegang jiwa Muhammad, sesungguhnya seorang yang pernah melemparkan sesuap makanan haram ke dalam mulutnya (perutnya), maka tidaklah akan dikabulkan doanya selama selama 40 hari. Siapa saja manusia yang dagingnya tumbuh dari makanan yang haram, maka nerakalah yang berhak untuk orang itu."
(HR. Alhaafidh Abubakar bin Mardawih dikutip oleh Alhaafidh Ibnu Kathin dalam tafsirnya).

Di mimbar ini Khotib menasihati diri khotib dan jama’ah sekalian untuk memperhatikan cara kita memperoleh nafkah, yang dengan nafkah itu kita makan dan minum, yang dengan nafkah itu kita beri anak istri kita makan dan minum. Karena sudah jelas ancamannya, kesengsaraan di akhirat dan ketidak berkahan di dunia.

Ma’asiral muslimin Rahimaniy wa Rahimakumullah
Adab makan sesuai sunnah Rasulullah yang kedua:

2.       Makan, minum jangan berlebih-lebihan
Seperti disebutkan dalam QS. Al-A’raf ayat 31:
وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ 31
Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

Yang dimaksud berlebih-lebihan disini menurut Ibnu Katsir dalam tafsirnya adalah berlebih-lebihan dalam penghalalan dan pengharaman. Melampau batas Allah dalam penghalalalan atau pengharaman.
Adapun dalam tafsir al-Muyassar “jangan melampaui batas keseimbangan dalam makan atau minum”.
Berlebihan dalam jumlah seperti disebutkan dalam hadits Imam Ahmad dengan derajat Shahih:

“Tidaklah anak Adam mengisi bejana yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang punggungnya. Kalau ia memang harus melakukannya maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya dan sepertiga lagi untuk nafasnya.” (HR. Ahmad, an-Nasa’i dan Tirmidzi)

3,4,5 Membaca Bismillah, Makan dengan tangan kanan dan makan yang berada di dekat kita

“Wahai anakku, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah makanan yang berada di dekatmu.” 
(HR Bukhari no. 5376 dan Muslim 2022)



6.  Banyaknya orang yang turut makan

Memberi makan orang adalah perbuatan yang terpuji. Imam Bukhari sampai memberi judul di salah satu bab di kitab Shahih-nya: “Memberi Makan Orang Lain Adalah Bagian Dari Islam”

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru r.a. bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Saw.:"Bagaimana menjadi muslim yang baik?" Rasulullah Saw. menjawab:"Berikan makanan pada orang lain, ucapkan salam kepada orang yang kau kenal dan yang tidak kau kenal."
(HR. Bukhari)

Imam Ahmad mengatakan, “Jika dalam satu makanan terkumpul 4 (empat) hal, maka makanan tersebut adalah makanan yang sempurna. Empat hal tersebut adalah menyebut nama Allah saat mulai makan, memuji Allah di akhir makan, banyaknya orang yang turut makan dan berasal dari sumber yang halal.
Dan hendaknya orang yang diberi makan mendoakan orang yang memberinya makan:

Ya Allah, berilah makanan orang yang memberi aku makan dan berilah minum orang yang memberi aku minuman.
(HR. Muslim no.2055)

7.  Bersyukur dengan membaca do’a setelah makan


Barang siapa yang makan makanan kemudian mengucapkan: “Alhamdulillaahilladzii ath'amanii haadzaa wa rozaqoniihi min ghairi haulin minnii wa laa quwwatin” (Segala puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini, dan merizkikan kepadaku tanpa daya serta kekuatan dariku), maka diampuni dosanya yang telah lalu."
(HR. Tirmidzi no. 3458. Tirmidzi berkata, hadits ini adalah hadits hasan gharib. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Ma’asiral muslimin Rahimaniy wa Rahimakumullah
Dan masih banyak lagi adab makan sesuai sunnah Rasulullah yang InsyaAllah kalau kita kerjakan akan dapat mengantarkan kita lebih dekat kepada derajat taqwa.
AQULU QOULIY HADZHA .. ASTAGFIRULLAAHU LIY WA LAKUM
Khutbah kedua

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
Ma’asiral muslimin Rahimaniy wa Rahimakumullah
Dalam khutbah kedua ini Khotib kembali mengingatkan bahwa hendaklah segala aktifitas kita adalah dalam rangka menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Dan sepeti sudah dibahas di khutbah pertama tadi bahwa bahkan aktifitas makan pun di dalamnya ada perintah dan larangan Allah dan Rasul-Nya. Diantaranya yaitu
1.       Tidak Makan dan Minum barang yang haram
2.       Tidak berlebihan
3.       Membaca Basmallah
4.       Makan dengan tangan kanan
5.       Makan yang berada di dekat kita
6.       Banyak orang yang turut makan / memberi makan orang lain
7.       Bersyukur dengan membaca do’a setelah makan

Mari kita berdo’a dan berazam untuk selalu melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Dan kita berdo’a kepada Allah, Zat Yang Maha Mengabulkan Doa:


عِبَادَتِكَ وَحُسْنِ وَشُكْرِكَ ذِكْرِكَ عَلَى أَعِنِّى اللَّهُمَّ
Allahumma a’inna ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik.
Ya Allah, tolonglah kami untuk berdzikir pada-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu

ALLAAHUMMA ASHLIHLANAA DIININAA ALLADZII HUWA ‘ISHMATU AMRINA,
Ya Allah, perbaikilah urusan agama kami yang menjadi penjaga bagi setiap urusan kami.
WA ASHLIHLANAA DUNYANAA ALLATIY FIIHAA MA’AASYINA,
Perbaikilah dunia kami yang di situlah urusan kehidupan kami
WA ASHLIHLANA AAKHIROTINA ALLATIY FIIHAA MA’ADINAA,
Perbaikilah akhirat kami yang ke sanalah kami akan kembali
WAJ’ALIL HAYAATA ZIYAADATALLANAA FII KULLI KHOIRIN,
Jadikanlah hidup kami ini sebagai tambahan kesempatan untuk memperbanyak amal kebajikan,
 WAJ’ALIL MAUTA ROOHATALLANA MIN KULLI SYAR
dan jadikanlah kematian kami sebagai tempat peristirahatan dari setiap kejahatan."


اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
Ya Allah, ampunilah kaum mukminin laki-laki dan wanita, kaum muslimin laki-laki dan wanita, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Sesungguhnya, Engkau adalah Dzat yang Maha Mendengar, Mahadekat, Dzat yang mengabulkan doa.”[1]

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Ya Rabb kami, berilah ampunan kepada kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu sebelum kami, dan janganlah Engkau membiarkan ada kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” [2]

ALLAAHUMMANSHURNAL MU’MININA FI SURIAH,  FII FILISTIN, FI AFGHAN, , FII KULLI MAKAN, FII KULI JAMAN

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.

SUBHANA ROBBIKA ROBBIL ‘IZZATI AMMA YASHIFUUN WA SALAAMUN ‘ALAL MURSALIN WAL HAMDULILLAAHI ROBBIL ‘AALAMIN.

Sabtu, 01 Juni 2013

TAQWA, Modal untuk Kebahagiaan Pernikahan

Khutbah Nikah 12/05/2013

Rumah Joglo - Garut
Pernikahan Sahabatku, semoga kita menjadi tetangga di Surga Allah...


Jumat, 12 April 2013

Keutamaan Dalam Mendidik Anak - Ust. Fuad Hamzah Baraba

- Hendaklah kita semua menjadi orang yg bersyukur

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni'mat)-Ku."(QS. 2:152)
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."(QS. 14:7)

- Termasuk kita harus mensyukuri nikmat harta dan keturunan

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar." (QS. Al-Anfaal: 27-28)

- Apabila tidak disyukuri maka harta dan anak akan menjadi fitnah

"Sesungguhnya setiap umat mempunyai ujian, dan ujian bagi umatku adalah harta." (HR. At-Tirmidzi no. 2336)
"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi Allah-lah pahala yang besar." (At-Taghabun: 15)

- Hendaknya kita mensyukuri amanah anak, baik anak laki-laki maupun anak perempuan

Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (QS. As-Syuro [42]: 49-50)

Pada ayat diatas Allah mendahulukan anak perempuan :
1. Bahwa anak perempuan dimuliakan oleh Allah sehingga orang tua si anak menjadi tenang
2. Mencela orang jahilyah yg merendahkan anak perempuan
3. Melindungi ibu/wanita yg melahirkan anak perempuan
4. Mencela kebodohan suami yg memaksakan kehendak (Ingin anak laki-laki)
5. Menghindari tasyabuh dg orang jahiliyah yg ketika lahir anak perempuan merasa malu

- Mengurus anak perempuan dibebaskan dari api neraka dan berbuah surga

Diriwayatkan dari Aisyah ra. : seorang ibu bersama dua orang anak perempuannya menemuiku untuk meminta (sedekah), namun ia tidak menemukan apa pun padaku kecuali sebuah kurma yang kuberikan kepadanya dan ia bagi dua untuk anak-anaknya, sedangkan ia sendiri tidak memakannya, setelah itu ia pun bangun dan pergi. Kemudian Nabi Muhammad Saw menemuiku dan kuberitahukan kejadian itu kepadanya. Nabi Muhammad Saw bersabda, "siapa pun yang diuji dengan anak-anak perempuannya dan ia menyenangkan mereka dengan kebajikan maka anak-anak perempuannya akan menjadi perisai mereka dari api neraka". (HR. Bukhari)
Juga sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari "Barangsiapa mempunyai tiga orang anak perempuan dan bersabar atasnya dan mencukupinya maka anaknya akan menjadi penghalang dari api neraka".
Dari Anas bin Malik ra berkata bahwa rasulullah SAW bersabda:"Barangsiapa mengasuh dua anak gadis sampai mereka berdua mencapai tahap dewasa, maka dia kelak akan datang di Hari Kiamat, sementara aku dan dia begini-begini (Rasulullah SAW memberikan isyarat dengan merapatkan jarinya)." (HR Muslim dan Tirmidzi) Dan dalam riwayat Tirmidzi disebutkan," Maka aku dan dia masuk surga seperti dua ini." Beliau memberikan isyarat dengan jari-jarinya.

- Bahwa orang tua wajib mendidik anak-anaknya karena sedianya setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah

Hadits Muslim 4803
حَدَّثَنَا حَاجِبُ بْنُ الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَرْبٍ عَنْ الزُّبَيْدِيِّ عَنْ الزُّهْرِيِّ أَخْبَرَنِي سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ كَمَا تُنْتَجُ الْبَهِيمَةُ بَهِيمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّونَ فِيهَا مِنْ جَدْعَاءَ ثُمَّ يَقُولُا أَبُو هُرَيْرَةَ وَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ { فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ } الْآيَةَ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى ح و حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ كِلَاهُمَا عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَقَالَ كَمَا تُنْتَجُ الْبَهِيمَةُ بَهِيمَةً وَلَمْ يَذْكُرْ جَمْعَاءَ
Seorang bayi tak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada dalam kesucian (fitrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yg akan membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi -sebagaimana hewan yg dilahirkan dalam keadaan selamat tanpa cacat. Maka, apakah kalian merasakan adanya cacat?
' Lalu Abu Hurairah berkata; 'Apabila kalian mau, maka bacalah firman Allah yg berbunyi: '…tetaplah atas fitrah Allah yg telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah.' (QS. Ar Ruum (30): 30). Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah; telah menceritakan kepada kami 'Abdul 'Alaa Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, & telah menceritakan kepada kami 'Abd bin Humaid; telah mengabarkan kepada kami 'Abdurrazzaq keduanya dari Ma'mar dari Az Zuhri dgn sanad ini & dia berkata; 'Sebagaimana hewan ternak melahirkan anaknya. -tanpa menyebutkan cacat.-


- Dan setiap orang tua harus menjaga anak keluarganya dari api neraka

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS.at-Tahrim [66]: 6)

- Didik anak-anaknya untuk memanfaatkan masa mudanya dalam keridhoan Allah

"Tidak akan bergeser kedua kaki Anak Adam pada hari kiamat dari Rabbnya hingga dia ditanya tentang 5 perkara:
tentang usianya, untuk apa ia habiskan;
tentang masa mudanya, untuk apa ia gunakan;
tentang hartanya, dari mana ia peroleh dan untuk apa ia belanjakan;
serta tentang ilmunya, apa yang ia perbuat dengannya." HR. At-Tirmidzi

- Hendaknya orang tua tidak segan menafkahkan hartanya untuk kebaikan anak (pendidikan, adab, pengetahuan, dll) karena nafkah tersebut adalah sedekah yang utama

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Satu dinar yang engkau belanjakan untuk perjuangan fisabilillah, satu dinar yang engkau belanjakan untuk seorang hamba sahaya -lalu dapat segera merdeka-, satu dinar yang engkau sedekahkan kepada seorang miskin dan satu dinar yang engkau nafkahkan kepada keluargamu, maka yang terbesar pahalanya ialah yang engkau nafkahkan kepada keluargamu itu." (Riwayat Muslim)

- Investasikan waktu dan hartamu untuk mendidik anak-anakmu karena ia adalah pahala yg akan mengalir untukmu

Di dalam As Shahih diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda :
"Apabila seorang anak Adam meninggal, maka akan terputus amalannya kecuali tiga perkara : shadaqoh jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakan kepadanya".

- Dan ia akan menjadi sumber kebahagiaanmu ketika Allah kembali menyatukan keluargamu di akhirat

Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. (QS. At-Tur [52]: 21)

- Pelajaran pertama dan utama yang harus diajarkan adalah Tauhid

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, dikala sedang memberinya nasihat, (katanya) : Hai anakku! Janganlah engaku mempersekutukan allah, kerana sesungguhnya syirik itu adalah suatu penganiayaan yang besar. (QS. Luqman: 13)
Juga sebagaimana Nabi Yakub yang bahkan di akhir hayatnya pun mengingatkan anaknya untuk selalu bertauhid.
Adakah kamu hadir ketika Yakub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya."


Semoga Allah menjadikan kita semua orang yang dapat menjaga anak dan keluarganya dari api neraka.


-Oooo-oooO-



Info kajian ....
Kajian Ilmiah rutin sabtu pekan ke 2 di Masjd Jannatul Firdaus, belakang sekolah PB Sudirman Taman Galaxy.
- Hari  Sabtu, 13 April  2013
- Pukul 09.00 - selesai
- Ust. Fuad Hamzah Baraba (dari STAI Ali bin Abi Thalib Surabaya)
- Materi  "Keutamaan Dalam Mendidik Anak"
Rute : kendaraan arah kalimalang turun di superindo jaka permai, naik 05A turun jogging track taman aster/masjid jannatul firdaus.
Bagi yang membawa kendaraan mobil/motor, parkir di halaman parkir SMA PB Sudirman.
Cp :
Abu Abdillah 0811179759
Abu Fakhry 08551020015

Jumat, 08 Maret 2013

Pondasi Keluarga Bahagia

Ustadz Fuad Hamzah bin Mubarak al-Baraba
Masjid Jannatul Firdaus - Sabtu, 27 Rabiul Akhir 1434H / 9 Maret 2013

- Keutamaan berkumpul di Masjid, majlis ilmu
Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenteraman turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyanjung mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi-Nya. (HR. Muslim)

- Kewajiban menuntut ilmu
* kewajiban bagi setiap muslim

رواه إبن عبد البر)) طَلَبُ اْلعِلْمَ فَرِيْضِةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍٍ
Artinya :
Mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi muslim (HR. Ibnu Abdil Bari)

* yufaqqihu fid dien

مَنْ يُرِِِِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ

"Barangsiapa yang Allah inginkan terhadapnya kebaikan maka Allah akan pahamkan dia terhadap agamanya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

* dimudahkan jalan menuju surga
Barangsiapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju Surga. (HR. Muslim)

- keutamaan berkeluarga
"Dan diantara tanda-tanda kekuasan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (QS. Ar-Ruum :21)

- Pondasi dalam rumah tangga
1. Beriman kepada Allah dan bertaqwa kepadanya
Iman kepada Allah tidak teralisasi kecuali dg 4 hal:
   1. Beriman dg wujudnya/keberadaan Allah
   2. Beriman dg rububiyah Allah (Yg Menghidupkan, Mematikan, Memberi rezeki etc)
   3. Beriman dg Uluhiyah. Ini inti dakwah para Rasul
   4. Beriman dg Nama-nama Allah dan Sifat-Nya

Ketaqwaan kepada Allah
Ali bin Abi Thalib mengatakan:
taqwa adalah takut kpd Al-Jalil, dan beramal dg apa yg diturunkan oleh-Nya, ridho dg pemberian Allah walaupun sedikit, mempersiapkan bekal untuk yaumur rohil (hari kiamat)

Allah akan memberikan jalan-jalan keluar bagi orang yg bertaqwa. Tidak terkecuali permasalahan keluarga.

Allah telah menjanjikan berbagai macam keistimewaan atau balasan atas mereka, di antaranya: pertama, bagi siapa saja yang bertaqwa kepada-Nya, maka akan dibukakan baginya jalan keluar ketika menghadapi pelbagai persoalan hidupnya. (Q.S Ath-Thalaq: 2). Kedua, memperoleh rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka (Q.S. At-Thalaq:3). Ketiga, dimudahkan segala urusannya (Q.S. Al-Thalaq:4). Kelima, diampuni segala dosa dan kesalahannya, dan bahkan Allah SWT. akan melipatgandakan pahala baginya (Q.S. Al-Thalaq:5). Keenam, orang yang bertaqwa tidak akan pernah merasa takut, mengeluh, was-was dan sedih hati (Q.S. Yunus : 62-63). Ketujuh, mereka yang bertaqwa akan memperoleh berita gembira (al-busyra), baik di dunia maupun di akhirat (Q.S. Yunus: 64).

oleh karena itu niatkan berkeluarga (nikah) dalam rangka ibadah
Balasan dari Allah: At-Tur 21

2. Pergaulan yg baik
Harus tahu hak dan kewajiban
1. Hak istri - Kewajiban Suami
- 1 Suami memberi mahar secara penuh. Mahar adalah hak istri bukan hak ortu wanita atau walinya
- 2 Dinafkahi suaminya
- 3 Diajari ilmu agama, dijaga oleh suami dari api neraka
- 4 suami memiliki rasa cemburu dalam agama dan kehormatan istrinya
      1. Memerintahkan istrinya utk berhijab syar'i, termasuk di rumah jika ada tamu
      2. Memerintahkan istri utk Ghoddul Bashar (menundukkan pandangan)
      3. Tidak menampakkan perhiasan kecuali utk mahramnya saja
      4. Tidak ikhtilaf (bercampur laki2 dan perempuan)

- 5 Dijauhkan dari fitnah, contoh jangan terlalu lama ditinggal suami
- 6 Dipergauli dg baik

Hak Suami - kewajiban istri
- 1 ditaati dalam hal yg baik. Istri harus lebih taat kepada suami dibanding ortunya sendiri
- 2 dijaga kehormatan dan harta saat meningalkan istrinya
- 3 dijaga perasaan dan kemuliaan
- 4 istri memperhatikan rumah dan mendidik anak-anaknya
- 5 istri memuliakan keluarga suami
- 6 istri tidak keluar rumah kecuali mendapat ijin dari suaminya
- 7 istri mensyukuri dan berterima kasih serta mendoakan kepada Allah untuk membalasnya dg yg lebih baik. Jangan istri ingkar kepada kebaikan suaminya. Istri yg ingkar diancam neraka:

أُرِيْتُ النَّارَ فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ يَكْفُرْنَ . قِيْلَ: أَيَكْفُرْنَ بِاللهِ ؟ , قال: يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ وَيَكْفُرْنَ اْلإِحْسَانَ , لَوْ أَحْسَنْتَ إَلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ , ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا, قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْراً قَطُّ

"Telah diperlihatkan neraka kepadaku, kulihat mayoritas penghuninya adalah wanita, mereka telah kufur (ingkar)!" Ada yang bertanya, "apakah mereka kufur (ingkar) kepada Allah?" Rasullah -Shollallahu 'alaihi wasallam- menjawab, "Tidak, mereka mengingkari (kebaikan) suami. Sekiranya kalian senantiasa berbuat baik kepada salah seorang dari mereka sepanjang hidupnya, lalu ia melihat sesuatu yang tidak berkenan, ia (istri durhaka itu) pasti berkata, "Saya sama sekali tidak pernah melihat kebaikan pada dirimu". [HR. Bukhariy dalam Shohih-nya (29), dan Muslim dalam Shohih-nya (907)]

- 8 istri tidak menuntut di luar batas kemampuan suaminya atau melebihi kebutuhannya. Istri harus qona'ah

Hak - Kewajiban Bersama

- 1 suami istri saling mengingatkan/menasihati
- 2 tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa
- 3 Memiliki tanggungjawab bersama untuk mendidik anak
- 4 saling menutupi aib
- 5 tidak menceritakan rahasia, terutama dalam hubungan suami istri
- 6 Suami istri saling mengingat kebaikan keduanya.

Biografi Ustadz
Pernah menuntut ilmu di LIPIA Jakarta selama tujuh tahun, dari mulai I'dad Lughowi (dua tahun), Takmili (satu tahun), Syari'ah (empat tahun). Bernama lengkap Fuad Hamzah bin Mubarak bin Hammad Baraba'. adapun kunyahnya Abu Ahmad atau Ibnu Mubarak.

- Pernah menjadi Da'i atas kafalah Maktab Jaliyat al-Lits Arab Saudi.

- Pernah Menjadi Staf pengajar ‎​δ¡ STAI Ali Bin Abi Thalib surabaya.

- Pernah Nara sumber radio suara al-Iman 846 am surabaya.

- Dewan Redaksi Majalah adz-Dzakhiirah al-Islamiyyah STAI Ali Bin Abi Thalib Surabaya

- Nara sumber group ‏​ al-Ilmu.

Minggu, 03 Maret 2013