Selasa, 27 Oktober 2015

BAGAIMANA SIKAP SEORANG MU'MIN DALAM MENGHADAPI MUSIBAH

Tulisan ini merupakan ikhtisar dari kajian Ustadz Irwansyah Selasa 14 Muharram 1437H / 27 Oktober 2015 di Musholla As-Salam Menara Prima Mega Kuningan. Adapun sebuah Ikhtisar tentu tidak akan selengkap yg disampaikan Ustadz pada saat kajian.

Sikap seorang mu'min dalam  menghadapi mushibah:
1. Sabar
2. Berdo'a
3. Husnudzhon
4. Ridha

1. SABAR

Ketika mendapat musibah hendaknya seorang mu'min bersabar dalam menghadapinya.

Disebutkan oleh 'Ulama Sabar mencakup:
1. Sabar dalam melaksanakan Perintah Allah
2. Sabar dalam meninggalkan Ma'siat
3. Sabar dalam menghadapi mushibah

Dalil mengenai Sabar:
QS.Ali Imran [3]:200

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.

QS. Lukman [31]:17
ِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

...bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

QS. Al-Baqarah [2]:155-157

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".

أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

QS. Al-Baqarah [2]:45

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',

2. BERDO'A

Hendaklah seorang mu'min dalam menghadapi musibah berdoa kepada Allah untuk menyerahkan segala urusan kepada Allah dan meminta pahala dari musibahnya.

Dalil mengenai berdoa saat mendapatkan musibah:

QS. Al-Baqarah [2]:156
... (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".

Hadits mengenai doa ketika mendapat mushibah:

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيْبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَيْراً مِنْهَا

"Sesungguhnya kita milik Allah, dan kita akan kembali kepada-Nya. Ya Allah, berilah aku pahala atas musibah yang menimpaku dan gantilah untukku dengan yang lebih baik darinya".

3. HUSNUDZHON

Hendaknya seorang mu'min ketika mendapat musibah berbaik sangka (husnudzhan) bahwa musibah yang menimpanya pasti akan menberikan hikmah kebaikan baginya.

Dalil:

Barangsiapa dikehendaki kebaikan oleh Allah maka Dia Mengujinya (HR. Muslim)

Sesungguhnya Allah SWT ketika Mencintai suatu kaum maka Dia Mengujinya (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

4. RIDHA

Hendaklah seorang mukmin ketika mendapat musibah, ridha dengan ketentuan Allah yang menimpanya.
Dan Allah Menjanjikan keutamaan-keutamaan bagi orang yang mendapat musibah dan sabar dalam menghadapinya.

Dalil:
"Segala sesuatu sudah tercatat disisi Allah, maka bersabarlah dan berinstrospeksilah"
(HR.Bukhari)

"Barangsiapa yang ridha dengan musibah yang menimpanya maka Allah Ridha kepadanya dan barangsiapa yang benci maka Allah juga murka kepadanya"
(HR.Tirmidzi dan Ibnu Madjah)

"Sungguh mengagumkan keadaan seorang Mukmin, semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang Mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya."
(HR Muslim)

Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas."
(QS.Az Zumar : 10)

"Seorang mukmin yang terus-menerus ditimpa musibah, baik terhadap dirinya, anaknya, maupun hartanya sampai dia menemui Allah (menemui ajal), maka tiada dosa baginya."
(HR.Bukhari)

"Sabar adalah cahaya"
(HR.Muslim)

"Ketika Aku menguji hambaKu dengan kedua matanya kemudian dia bersabar, maka Aku akan menggantinya dengan Surga"
(HR.Muslim)

~ End ~

Sabtu, 24 Oktober 2015

Istisqa

Istisqa secara makna syar'iyyah artinya meminta hujan kepada Allah.
Cara istisqa ada 3:
1. Shalat istisqa secara berjama'ah ataupun sendirian (Al Ihkam Syarh Ushulil Ahkam, Ibnul Qasim, 1/504)
2. Imam shalat Jum'at memohon kepada Allah agar diturunkan hujan dalam khutbahnya, sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah saw, (HR. Bukhari no.1014, Muslim no.897)
3. Ketiga, berdoa setelah shalat atau berdoa sendirian tanpa didahului shalat. Para ulama ber-'ijma akan bolehnya hal ini. (Al Mughni, 3/335 – 337)

o Kaifiat (Tatacara) Shalat Istisqa

Ada 2 pendapat mengenai kaifiat (tatacara) shalat istisqa
Pendapat Pertama: Tata caranya sama dengan shalat 'Id dalam jumlah rakaat, tempat pelaksanaan (di lapangan), jumlah takbir, jahr dalam bacaan dan bolehnya khutbah setelah shalat. Ini adalah pendapat mayoritas ulama diantaranya Sa'id bin Musayyab, 'Umar bin Abdil Aziz, Ibnu Hazm, dan Imam Asy Syafi'i. Bedanya shalat Istisqa waktunya boleh kapan saja
Pendapat Kedua: Tata cara shalat istisqa adalah sebagaimana shalat sunnah biasa, yaitu sebanyak dua rakaat tanpa ada tambahan takbir. Hal ini didasari hadits dari Abdullah bin Zaid:

خرج النبي – صلى الله عليه وسلم – إلى المصلى فاستقبل القبلة وحول رداءه، وصلى ركعتين

"Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam keluar menuju lapangan. Beliau meminta hujan kepada Allah dengan menghadap kiblat, kemudian membalikan posisi selendangnya, lalu shalat 2 rakaat" (HR. Bukhari no.1024, Muslim no.894).

Zhahir hadits ini menunjukkan shalat istisqa sebagaimana shalat sunnah biasa, tidak adanya takbir tambahan. Ini adalah pendapat Imam Malik, Al Auza'i, Abu Tsaur, dan Ishaq bin Rahawaih.
Mana yang lebih baik?
Ibnu Qudamah Al Maqdisi setelah menjelaskan dua tata cara ini beliau mengatakan:
"Mengerjakan yang mana saja dari dua cara ini adalah boleh dan baik".

o Kaifiat Berdoa Istisqa

1. Berdoa setelah shalat atau berdoa sendirian tanpa didahului shalat.
2. Menghadap kiblat. Termasuk Imam walaupun ia harus membelakangi ma'mum.
3. Mengangkat tangan sampai terlihat ketiak.

o Doa Istisqa

Beberapa doa yang dipraktekkan Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam ketika istisqa:

اللهم اسقنا، اللهم اسقنا، اللهم اسقنا

"Ya Allah turunkan hujan kepada kami. 3x" (HR. Bukhari, no. 1013, 1014, Muslim no.897)

Dalam riwayat Muslim:

اللهم أغثنا، اللهم أغثنا، اللهم أغثنا

"Ya Allah turunkan hujan kepada kami. 3x"

اللهم اسقنا غيثًا مغيثًا، مريعًا، نافعًا غير ضار، عاجلاً غير آجل

"Ya Allah, turunkanlah kepada kami hujan yang lebat, yang terus-menerus, yang bermanfaat serta tidak membahayakan, yang datang dengan segera dan tidak tertunda" (HR. Abu Daud no.1169, dishahihkan oleh Al Albani dalamShahih Abi Daud)

الحمد لله رب العالمين، الرحمن الرحيم، ملك يوم الدين، لا إله إلا الله يفعل ما يريد، اللهم أنت الله لا إله إلا أنت الغني ونحن الفقراء، أنزل علينا الغيث واجعل ما أنزلت لنا قوة وبلاغًا إلى حين

"Tidak ada sembahan yang berhak disembah kecuali Dia, Dia melakukan apa saja yang dikehendaki. Ya Allah, Engkau adalah Allah, tidak ada sembahan yang berhak disembah kecuali Engkau Yang Maha kaya sementara kami yang membutuhkan. Maka turunkanlah hujan kepada kami dan jadikanlah apa yang telah Engkau turunkan sebagai kekuatan bagi kami dan sebagai bekal di hari yang di tetapkan" (HR. Abu Daud no.1173, dishahihkan Al Albani dalamShahih Abi Daud)

اللهم اسق عبادك، وبهائمك، وانشر رحمتك، وأحيي بلدك الميت

"Ya Allah, turunkanlah hujan kepada hamba-Mu, serta hewan-hewan ternak, tebarkanlah rahmat-Mu, serta hidupkanlah negeri-negeri yang mati" (HR. Abu Daud no.1176, dihasankan Al Albani dalam Shahih Abi Daud)

اللهم اسقنا غيثًا مريئًا مريعًا طبقًا عاجلاً غير رائث ، نافعًا غير ضار

"Ya Allah, turunkanlah kepada kami hujan yang lebat, yang memberi kebaikan, yang terus-menerus, yang memenuhi bumi, yang datang dengan segera dan tidak tertunda, yang bermanfaat serta tidak membahayakan" (HR. Ibnu Maajah no.1269, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Maajah)

o Khutbah pada Shalat Istisqa

Khutbah istisqa hukumnya sunnah, sebagaimana disebutkan dalam hadits 'Aisyah dan hadits Ibnu 'Abbas. Namun para ulama berbeda pendapat apakah lebih dahulu shalat kemudian khutbah ataukah sebaliknya
Khutbah istisqa seperti halnya khutbah 'ied hanya satu khutbah. Bukan seperti shalat Jum'at, ada 2 khutbah. Yg diantara khutbah khotib duduk diantara 2 khutbah.

~ Wallaahu a'lam bis showab 0817122213 ~