Rabu, 12 Mei 2021

3 SUNNAH PASCA RAMADHAN

Khutbah 'Ied 1442H
13 Mei 2021

3 SUNNAH PASCA RAMADHAN

Khutbah Pertama

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ
وَللهِ الحَمْدُ
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أَمَّا بَعْدُ
أما بعد



Ma'asyiral Muslimin Rahimaniy Wa Rahimakumullah,
Mari kita panjatkan Puji dan Syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas ni'mat-ni'matNya yang teramat banyak yang tidak akan bisa kita menghitungnya. Utamanya ni'mat beribadah shaum di bulan Ramadan tahun ini, ni'mat sahur, ni'mat tilawah al-Qur'an, ni'mat berbuka bersama di masjid-masjid, ni'mat shalat tarawih/qiyamul lail, ni'mat mengeluarkan zakat-infaq-shodaqoh, ni'mat i'tikaf, ni'mat mencari Lailatul Qadr, malam 1000 bulan. Ni'mat kita dari sejak Magrib kemarin memenuhi malam dengan bertakbir, bertahmid dan bertasbih melaksanakan perintah Allah dalam al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 185:

وَلِتُكَبِّرُواْ اللّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ 185
"... dan hendaklah  (setelah genap berpuasa Ramadhan) kamu mengagungkan Allah (bertakbir, tasbih, tahmid) atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur." (QS.2:185)

Dan ni'mat kesempatan dan kesehatan di pagi ini sehingga kita dapat melaksanakan Shalat 'Idul Fithri berjama'ah di tempat yang mulia ini.
Mari kita niatkan Shalat 'Iedul Fitri ini sebagai bentuk ketundukan dan kepatuhan kita kepada Allah dan Rasul-Nya karena Allah telah memerintahkan kita melaksanakan Shalat 'Idul Fithri seperti termaktub dalam al-Qur'an surat al-A'la ayat 14-15:

قَدْ أَفْلَحَ مَن تَزَكَّى 14 وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى 15
"Sungguh beruntunglah orang yang (tazakka) membersihkan diri (dengan zakat fitrah), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia melaksanakan Shalat." (QS.87:14-15)

Inilah Shalat 'Iedul Fithri, Inilah Shalat 'Iedul Fithri, Inilah Shalat 'Iedul Fithri.
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ  لَا إلَهَ إلَّاللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Ma'asyiral Muslimin Rahimaniy Wa Rahimakumullah,
Semua rangkaian ibadah yang kita jalani dalam Ramadhan dan berhari raya ini semakin membuat kita merasakan bahwa Ni'mat yang paling besar adalah iman dan Islam. Ketenangan yang kita rasakan dengan keimanan dan kejelasan tuntunan dalam Islam yang tidak menimbulkan keraguan dalam beribadah telah kita buktikan selama ini. Contoh dalam Ramadhan kemarin, dari saat kita bangun sampai kita tidur lagi ada tuntunan dan petunjuknya. Dari tuntunan bangun malam, i'tikaf, sahur, berbuka, shalat malam begitu terang benderang petunjuknya. Contoh dalam berhari raya, mulai dari awal maghrib, malam, pagi hari, pelaksanaan shalat Ied ada tuntunan dan petunjuknya. Dan kita temuai bacaan takbir di hari raya, sama di seluruh dunia. Indonesia, Malaysia, Eropa, Amerika, Mekah, Medinah, sama :
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ  لَا إلَهَ إلَّاللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Sama!
KIta yakin seyakin-yakinnya bahwa semua peribadatan dalam Islam pasti ada tuntunan dan petunjuknya. Inilah agama yang benar, agama yang memudahkan pengikutnya. Agama yang menjadi ni'mat paling besar bagi kita semua.
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ  لَا إلَهَ إلَّاللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Ma'asyiral Muslimin Rahimaniy Wa Rahimakumullah,
KIta yakin seyakin-yakinnya bahwa semua peribadatan dalam Islam pasti ada tuntunan dan petunjuknya. Selama Ramadhan jelas terang tuntunan dan petunjuk beribadahnya, saat akan berhari raya jelas terang tuntunan dan petunjuk ibadahnya. Dan saat ini kita sedang meninggalkan bulan Ramadhan. Apa tuntunan dan petunjuk setelah Bulan Ramadhan ini? Pasti ada dan pasti jelas dan terang.
Hal inilah yang akan Khatib sampaikan pada kesempatan khutbah yang mulia ini, yaitu:  Tuntunan dan Petunjuk, Sunnah Setelah Ramadhan, Pasca Ramadhan.
Ma'asyiral Muslimin Rahimaniy Wa Rahimakumullah,
Setidaknya ada 3 Sunnah yang diajarkan oleh Baginda Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam saat kita meninggalkan bulan Ramadhan. Yaitu: Berbahagia di hari Raya, Berharap Amalan diterima, dan Istiqomah dalam beribadah.
Yang pertama: Berhagia di hari Raya
Apa yang membuat kita bahagia di hari Raya, apakah karena baju baru, banyak makanan, bertemu handai taulan? Ini tidak salah.  Namun tuntunan Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam dan para Shahabat, hendaklah kita Berbahagia karena Ibadah kita di bulan Ramadhan:
Berbahagialah mereka, hamba-hamba Allah yang telah menahan lapar karena Allah…, menahan dahaga di tengah terik panasnya matahari…karena Allah…, menahan syahwatnya karena Allah….
Berbahagialah mereka yang melawan kantuknya untuk melantunkan firman-firmanNya…., menahan kantuknya… menahan letihnya kaki dalam sholat malamnya karena mengharapkan keridhoan Allah….
Berbahagialah mereka yang menyisihkan sebagian hartanya untuk diberikan kepada para faqir miskin, mengurangi beban mereka, memberikan secercah kebahagiaan kepada…semuanya karena Allah…
Berbahagialah mereka yang telah meneteskan air matanya karena mengharapkan ampunanNya…di tengah malam tatkala mata-mata manusia pulas terlelap…

Hendaklah kita berbahagia karena Hari ini Hari 'Iedul Fithri adalah hari raya yang diberikan oleh Allah kepada kita, hari berbuka. Karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ
"Bagi orang yang berpuasa akan merasakan dua kebahagiaan: (1) kebahagiaan ketika berbuka, dan (2) kebahagiaan ketika berjumpa dengan Allah." (HR. Muslim, no. 1151)
Hari ini Allah Mengijinkan kita untuk makan minum di siang hari, bahkan haram hari ini berpuasa. Bahkan Rasulullah memastikan tidak boleh di hari ini ada Muslim yang tidak terpenuhi kebutuhannya dengan mewajibkan kepada seluruh muslim yang mampun untuk berzakat fitrah.

Hendaklah kita berbahagia karena ada janji Allah untuk kemenangan dan balasan yang sangat besar.
Berbahagia karena kita dijanjikan untuk diampuni dosa:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barang siapa yang berpuasa bulan Ramadhan dengan keimanan dan penuh pengharapan maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barang siapa yang qiyamul lail (sholat malam) karena iman dan penuh pengharapan maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barang siapa yang beribadah di malam lailatul qodar dengan penuh keimanan dan penuh pengharapan maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

Mendapatkan pahala  1000 bulan
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ
لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ
   
Dan masih banyak  lagi janji kemenangan dari Allah dalam Ramadhan yang telah kita lalui ini yang seyogianya membuat kita semua berbahagia di hari Raya.
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ  لَا إلَهَ إلَّاللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Ma'asyiral Muslimin Rahimaniy Wa Rahimakumullah,
Tuntunan dan Petunjuk, Sunnah Kedua dalam meninggalkan Ramadhan adalah Berharap Amalan kita diterima baik saat bulan Ramadhan, bulan sebelumnya dan bulan selanjutnya.
'Umar bin 'Abdul Aziz , Cicit dari Umar bin Khaththab, termasuk Khulafaur rasyidin,  Khalifah yang memerintah dengan manhaj salafus shaleh. Tatkala beliau berkhutbah pada hari raya Idul Fithri beliau berkata, "Wahai sekalian manusia, kalian telah berpuasa selama 30 hari. Kalian pun telah melaksanakan shalat tarawih setiap malamnya. Kalian pun keluar dan memohon pada Allah agar amalan kalian diterima. Namun sebagian salaf malah bersedih ketika hari raya Idul Fithri.  Dikatakan  kepada mereka, "Sesungguhnya hari ini adalah hari penuh kebahagiaan." Mereka malah mengatakan, "Kalian benar. Akan tetapi aku adalah seorang hamba. Aku telah diperintahkan oleh Rabbku untuk beramal, namun aku tidak mengetahui apakah amalan tersebut diterima ataukah tidak."
Para salafus shaleh, shahabat Rasulullah yang sudah dijamin Rhadiyallaahu 'anhum wa rhadu' anhu, yang Allah Ridha kepada mereka dan merekapun Ridha kepada Allah, khawatir  amalannya tidak diterima.
Sebagian ulama sampai-sampai mengatakan, "Para salaf biasa memohon kepada Allah selama enam bulan setelah Ramadhan, mereka memohon kepada Allah agar amalan mereka diterima. Dan 6 bulan menjelang Ramadhan mereka berdoa agar bisa bertemu Ramadahan".

Dengan demikian tidaklah mengherankan bahwa ucapan yang disebutkan oleh para Salafusshalih pada hari Raya 'Ied pada saat mereka bertemu setelah Shalat 'Ied mereka saling berucap:

Taqabbalallahu minnaa wa minka / minkum 
(Semoga Allah menerima [amal ibadah] dari kami dan darimu)

Seperti yang disebutkan dalam hadits:
Ibnu Qudamah dalam kitab "Al-Mughni" (2/259) menyebutkan bahwa Muhammad bin Ziyad berkata: "Aku pernah bersama Abu Umamah Al Bahili dan selainnya dari kalangan sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Mereka bila kembali dari shalat 'Ied berkata sebagiannya kepada sebagian yang lain : Taqabbalallahu minnaa wa minka." Imam Ahmad menyatakan : "Isnad hadits Abu Umamah jayyid (bagus)"

Ucapan ini keluar dari hati yang  berharap ibadahnya selama Ramadan diterima Allah sehingga dirinya termasuk orang-orang yang dijanjikan kemenangan. Yang berharap Ibadah shaumnya diterima, yang  berharap  ibadah sahur, tilawah al-Qur'an, shalat tarawih/qiyamul lail, zakat-infaq-shodaqoh, ibadah i'tikafnya diterima. Yang berharap mendapatkan Lailatul Qadr, malam 1000 bulan, yang sangat ia butuhkan untuk mengimbangi banyaknya dosa yang telah diperbuat. Yang berharap ibadah Shalat 'Idul Fithri ini tditerima Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Ikhwatiy Fillaah, Saudaraku di Jalan Allah, mari kita setelah shalat 'Iedul Fitri ini saling mendoakan diantara kita : "TAQOBALALLAAHU MINNA WA MINKUM, Semoga Allah menerima (amal ibadah) dari kami dan dari kamu/kalian.

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ  لَا إلَهَ إلَّاللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Ma'asyiral Muslimin Rahimaniy Wa Rahimakumullah,
Tuntunan dan Petunjuk, Sunnah Ketiga dalam meninggalkan Ramadhan adalah Istiqomah dalam Beribadah.
Allah ta'ala berfirman,
ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻜُﻮﻧُﻮﺍ ﻛَﺎﻟَّﺘِﻲ ﻧَﻘَﻀَﺖْ ﻏَﺰْﻟَﻬَﺎ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِ ﻗُﻮَّﺓٍ ﺃَﻧْﻜَﺎﺛًﺎ
Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali. (Qs. an-Nahl: 92)

Ma'asyiral Mu'mininn, Ibaratnya di  Bulan Ramadhan kemarin dengan ibadah shaum kita, ibadah tarawih kita, ibadah i'tikaf kita, ibadah zakat fitrah kita, kita telah membuat sebuah kain yang kokoh. Kain yang akan kita buat menjadi baju Taqwa. Namun sebelum kain itu dibuat menjadi baju taqwa, oleh kita sendiri, oleh kita sendiri, kain itu diurai kembali benang-benangnya. Yang tadinya benang tadi sudah dipintal dengan  kuat menjadi kain, sekarang menjadi benang yang cerai berai yang tidak mungkin dibuat menjadi  bahan baju taqwa.
Demikian halnya ketika kita kembali lalai dalam beribadah setelah Ramadhan, TIDAK ISTIQOMAH, TIDAK TETAP KONSISTEN,  DALAM BERIBADAH, sejatinya kita sedang mengurai, mencerai berai ketaqwaan kita. Tidak berbekas apa yang kita telah lakukan di Ramadhan, hilang lenyap ditelan kelalaian kita setelah Ramadhan.
Pantaslah Para 'Ulama mengatakan:
ﺑﺌﺲ ﺍﻟﻘﻮﻡ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻻ ﻳﻌﺮﻓﻮﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻻ ﻓﻲ ﺭﻣﻀﺎﻥ
Bi'sal Qoum Alladziina Laa ya'rifuunallaaha illa fii Romadhon
"Seburuk-buruk kaum adalah mereka yang tidak mengenal Allah kecuali hanya di bulan Ramadhan saja."

Di Bulan Ramadhan giat beribadah, di luar Ramadhan lupa beribadah.

Ma'asiral muslimin Rahimaniy wa Rahimakumullah
Jangan kita seperti Ular yang setelah berpuasa, ia hanya ganti kulit namun tetap menjadi ular. Hendaknya kita seperti ulat, yang setelah berpuasa dalam kepompong, dia keluar menjadi kupu-kupu yang indah yang memberikan banyak manfaat bagi kehidupan.
Mari kita istiqomah, konsisten untuk tetap terus meningkatkan ibadah Amalan Ramadan telah berlalu, dan kita tidak tahu apakah amalan kita di bulan Ramadan ini layak untuk diterima Allah atau tidak. Mumpung kita masih diberi kesempatan, ayo kita siapkan yang terbaik untuk amalan kita di bulan-bulan mendatang. Jadikan amalan kita memang layak diterima Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Bukankah kita sudah terbiasa 30 hari bangun di 2/3 malam untuk bangun sahur? Bukankah kita sudah terbiasa 30 hari qiyamul lail / Shalat Tarawih? Mari kita bangun di 2/3 malam di bulan ini dan bulan-bulan ke depan untuk qiyamul lail / shalat tahajud.
Bukankah kita sudah terbiasa 30 hari tidak lepas tilawah al-Qur'an tiap hari? Mari kita tilawah al-Qur'an setiap hari di bulan in dan bulan-bulan ke depan.
Bukankah kita sudah terbiasa mengeluarkan zakat-infaq-shodaqoh di bulan Ramadan? Mari kita tetap mengeluarkan zakat-infaq-shodaqoh di bulan ini dan bulan-bulan ke depan. Mari kita istiqomah dalam beribadah.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِى القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِفَهْمِهِ إِنَّهُ هُوَ البَرُّ الرَّحِيْم

 

Khutbah Kedua

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ،
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
فَيَاعِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Di dalam khutbah kedua ini Khatib ingatkan kembali apa yang telah disampaikan di khutbah pertama.
Bahwa Tuntunan dan Petunjuk, Sunnah, setelah Ramadhan minimum ada 3:
  1. Berbahagia di Hari Raya
  2. Berharap diterima Amalan
  3. Istiqomah dalam beribadah
Semoga Allah Memberikan Kekuatan dan Kemudahan kepada kita semua untuk dapat melaksanakannya.
Mari kita akhiri Khutbah 'Iedul Fitri 1442 H di Masjid Nurul Iman yang kita cintai ini dengan menengadahkan tangan kita memohon kepada Allah Subhanaahu Wa Ta'ala, Dzat yang Maha Pengasih dan Penyatang, Dzah Yang Maha Mengabulkan Doa.

قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ كِتَابِهِ اْلعَظِيْمِ "إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ, يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا".
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ
اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
اللهمّ أحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.

رَبَّنَا أَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهىَ عَنِ اْلفَحْشَاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ