Rabu, 29 April 2015

Intisari Ajaran Islam - Syaikh 'Abdul 'Aziz bin 'Abdullah bin Baz (#1-8)

Sumber:
الشيخ عبدالعزيز بن عبدالله بن باز "الدروس المهمة لعامة الأمة "
Syaikh 'Abdul 'Aziz bin 'Abdullah bin Baz, Intisari Ajaran Islam (pdf bisa didapat di http://rowea.blogspot.com/2010/01/blog-post_16.html?m=1)

Pelajaran #1 SURAT AL FATIHAH DAN SURAT-SURAT PENDEK

Belajar surat Al-Fatihah dan Surat-surat pendek sebisa mungkin, mulai dari surat Al-Zalzalah sampai surat An-Nas dengan cara belajar kepada guru, memperbaiki bacaan, hafalan,  dan penjelasan berkenaan hal yg wajib dipahami.

Pelajaran #2 RUKUN ISLAM

Penjelasan tentang hukum Islam yang lima, yang pertama dan paling utama adalah persaksian (syahadat) bahwa tiada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah Rasul-Nya.
Yaitu dengan menjelaskan maknanya beserta syarat dari لاإله إلا الله (Laa Ilaaha  Illallah).

Makna لاإله "tiada ilah", artinya meniadakan (menafikan) seluruh yang disembah selain Allah.

Makna إلا الله "melainkan Allah", artinya menetapkan bahwa ibadah itu hanya untuk Allah semata dan tidak membuat sekutu bagi-Nya.

Adapun syarat-syarat لاإله إلا الله (Laa Ilaaha  Illallah):

1. Ilmu yg tidak bercampur dengan kebodohan
2. Keyakinan yg tidak bercampur dengan keraguan
3. Keikhlasan yg tidak bercampur dengan kesyirikan
4. Kejujuran yg tidak bercampur dengan kebohongan
5. Kecintaan yg tidak bercampur dengan kebencian
6. Ketaatan yg tidak bercampur dengan pembangkangan
7. Penerimaan yg tidak bercampur dengan penolakan
8. Pengingkaran kepada seluruh yang disembah selain Allah

Syarat-syarat tersebut diatas terkumpul dalam dua bait syair berikut

عِلْمٌ يَقِيْنٌ وَإِخْلاَصٌ وَصِدْقُكَ مَعَ
Ilmu, keyakinan dan Ikhlas serta kejujuran bersama

مَحَبَّةٍ وَانْقِيَادٍ وَالْقَبُوْلِ لَهَا
Cinta dan taat serta menerimanya.

وَزِيدُ ثَامِنُهَا فَكُفرَانُ مِنكَ بِمَا سِوَى الإلَهِ مِنَ الأ شيَاءِ قَد أَلَهَا
Ditambah (syarat) yang kedelapan (adalah pengingkaran) terhadap seluruh yang disembah selain Allah

Adapun persaksian bahwa sesungguhnya Muhammad shalallaahu 'alaihi wa sallam adalah utusan Allah, konsekuensinya adalah (1) membenarkan  setiap kabar berita, (2) mentaati semua perintah, (3) menjauhi setiap larangan dan peringatan yang beliau saw  sampaikan, dan (4) tidak beribadah kepada Allah kecuali sesuai dengan apa yg telah  disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya saw.

Kemudian penjelasan bagi penuntut ilmu tentang sisa rukun Islam yg lima, yaitu mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan haji ke Baitullah Al-Haram bagi yg mampu. (Akan dijelaskan pada bab-bab berikutnya)

Pelajaran #3 RUKUN IMAN

Rukun Iman ada enam:
1. Beriman kepada Allah
2. Beriman kepada para malaikat-Nya
3. Beriman kepada kitab-kitab-Nya
4. Beriman kepada Rasul-rasul-Nya
5. Beriman kepada Hari Akhir
6. Beriman kepada taqdir yang baik dan buruk (bahwa keduanya) datang dari Allah

Pelajaran #4 PEMBAGIAN TAUHID DAN SYIRIK

Tauhid ada tiga bagian:
1. Tauhid Rububiyah
2. Tauhid Uluhiyah
3. Tauhid 'Asma dan Shifat

o Tauhid Rububiyah adalah meyakini bahwa Allah SWT pencipta segala sesuatu, mengatur segala sesuatu, tiada sekutu bagiNya.

o Tauhid Uluhiyah adalah meyakini bahwa Allah SWT yang berhak disembah, tiada sekutu bagiNya.
Sesuai dengan makna لاإله إلا الله (Laa Ilaaha  Illallah) yaitu tiada sesembahan yang haq (disembah dengan benar) kecuali Allah. Jadi, semua bentuk ibadah seperti shalat, puasa dan yang lainnya harus diikhlaskan hanya untuk Allah SWT tidak boleh dipersembahkan kepada selainNya.

o Tauhid 'Asma dan Shifat adalah beriman kepada nama-nama Allah dan sifat-sifatNya seperti yang diterangkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah RasulNya. Menetapkan hanya untuk Allah saja menurut apa yang pantas bagiNya, tanpa ta'wil (mengubah makna), ta'thil (mengingkari makna), takyif (membayangkan hakikat nama dan sifat Allah) dan tanpa tamtsil (menyerupakan Allah dengan makhlukNya). Hal ini sesuai dengan Firman Allah:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa.
اللَّهُ الصَّمَدُ
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".
(QS. Al-Ikhlas: 1-4)

Juga Firman-Nya:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat.
(QS. As-Syura:11)

Sebagian 'Ulama membagi tauhid ini menjadi hanya dua bagian. Tauhid 'Asma dan Shifat dimasukkan menjadi bagian dari Tauhid Rububiyah. Hal itu tidak masalah karena maksud inti dari dua pembagian diatas sudah jelas.

Syirik ada 3 macam:
1. Syirik Akbar (besar)
2. Syirik Asghar (kecil)
3. Syirik Khafiy (tersembunyi)

1. SYIRIK AKBAR
Syirik Akbar adalah syirik yang berakibat gugurnya seluruh amal dan menyebabkan pelakunya kekal di neraka. Sebagaimana  Allah SWT berfirman:

وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.
(QS. Al An'am:88)

Allah SWT juga berfirman:

مَا كَانَ لِلْمُشْرِكِينَ أَنْ يَعْمُرُوا مَسَاجِدَ اللَّهِ شَاهِدِينَ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ بِالْكُفْرِ ۚ أُولَٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ وَفِي النَّارِ هُمْ خَالِدُونَ

Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka.
(QS. At Taubah: 17)

Orang yang meninggal dunia sedangkan ia masih mengerjakan syirik akbar ini, maka ia tidak akan diampuni dan diharamkan baginya surga sebagaimana firman Allah SWT :

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
(QS. An-Nisa: 48)

Allah SWT juga berfirman:

إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.
(QS.Al Maidah: 72)

Dan diantara bentuk-bentuk syirik akbar ini adalah: berdoa (meminta) kepada orang-orang yg sudah meninggal dunia, kepada berhala-hala, meminta pertolongan kepada mereka, bernadzar untuk mereka, menyembelih untuk mereka, dan sebagainya.

2. SYIRIK ASGHAR
Syirik Asghar (kecil) yaitu perbuatan yang ditetapkan dalam nash Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai syirik, akan tetapi ia tidak termasuk dalam kategori Syirik Akbar. Seperti riya dalam beramal, bersumpah dengan selain Allah, ucapan "MasyaaAllah wa Syaa fulan" dan lain sebagainya. Seperti yang ditegaskan dalam sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam:

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ اْلأَصْغَرُ، فَقَالُوْا: وَمَا الشِّرْكُ اْلأَصْغَرُ، يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قاَلَ: اَلرِّيَاءُ.

"Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil." Mereka (para Sahabat) bertanya: "Apakah syirik kecil itu, wahai Rasulullah?" Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Yaitu Riya'."

HR. Ahmad, At-Thabrani dan Al-Baihaqi dari Sahabat Mahmud bin Labid al-Anshari ra. dengan sanad yang baik. Dan juga diriwayatkan oleh At-Thabrani dengan beberapa isnad yang baik dari Mahmud bin Labid dari Rofi' bin Khudaij dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Juga sabda beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam:

مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللهِ فَقَدْ كَفَرَ أَوْ أَشْرَكَ.

"Barangsiapa bersumpah dengan selain Nama Allah, maka ia telah berbuat kufur atau syirik."

Begitu juga hadits riwayat Imam Ahmad dengan sanad yang shahih dari Umar bin Khaththab ra.,  dan diriwayatkan juga oleh Abu Dawud dan At-Tarmidzi dengan sanad yang shahih dari hadits Ibnu Umar ra. dari Nabi Shalallahu alaihi Wassallam, bahwa beliau bersabda:

مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللهِ فَقَدْ كَفَرَ أَوْ أَشْرَكَ.

"Barangsiapa bersumpah dengan selain Nama Allah, maka ia telah berbuat kufur atau syirik."

Dan sabda beliau Shallallahu alaihi Wasallam:

إِذَا حَلَفَ أَحَدُكُمْ فَلاَ يَقُلْ: مَا شَاءَ اللهُ وَشِئْتَ، وَلَكِنْ لِيَقُلْ: مَا شَاءَ اللهُ ثُمَّ شِئْتَ.

"Apabila seseorang dari kalian bersumpah, janganlah ia mengucapkan: 'Atas kehendak Allah dan kehendakmu.' Akan tetapi hendaklah ia mengucapkan:

مَا شَاءَ اللهُ ثُمَّ شِئْتَ.

'Atas kehendak Allah kemudian kehendakmu.'"

Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang shahih dari Hudzaifah bin Yaman ra.

Syirik jenis ini (syirik asghar) tidak mengeluarkan seseorang dari agama Islam, tidak pula mengakibatkannya kekal di dalam neraka. Hanya saja ia mengurangi kesempurnaan tauhid yang diwajibkan.

3. SYIRIK KHAFIY
Adapun syirik khafiy (tersembunyi) dalilnya adalah sabda Nabi Shallallahu alaihi Wasallam:

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِمَا هُوَ أَخْوَفُ عَلَيْكُمْ عِنْدِيْ مِنَ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ قَالَ قُلْنَا بَلَى فَقَالَ الشِّرْكُ الْخَفِيُّ أَنْ يَقُوْمَ الرَّجُلُ يُصَلِّيْ فَيُزَيِّنُ صَلاَتَهُ لِمَا يَرَى مِنْ نَظَرِ رَجُلٍ

"Maukah aku kabarkan kepada kalian sesuatu yang lebih tersembunyi di sisiku atas kalian daripada Masih ad Dajjal?" Dia berkata,"Kami mau," maka Rasulullah berkata, yaitu syirkul khafi; yaitu seseorang shalat, lalu menghiasi (memperindah) shalatnya, karena ada orang yang memperhatikan shalatnya".

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Al-Musnad dari Abu Sa'id Al-Khudri r.a.

Syirik juga bisa dibagi dua macam saja yaitu syirik akbar dan syirik asghar. Sedangkan syirik khafiy bisa masuk pada kedua-duanya. Syirik khafiy bisa masuk syirik akbar seperti syiriknya orang-orang munafik karena mereka menyembunyikan akidah mereka yang batil dan menampakkan keislaman mereka karena riya dan takut akan kepentingan diri mereka. Juga bisa masuk ke syirik asghar seperti riya (dalam beribadah). Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadits Mahmud bin Lubaid Al-Anshari dan hadits Abu Sa'id Al-Khudri sebelumnya. Dan hanya Allah saja yang dapat memberi taufik.

Pelajaran #5 IHSAN

Ihsan adalah beribadah kepada Allah seakan kamu melihat-Nya. Kalau kamu tidak melihat-Nya kamu harus yakin bahwa sesungguhnya Allah Melihatmu.

Pelajaran #6 SYARAT SHALAT

Syarat Shalat ada 9 yaitu:

1. Islam
2. Berakal
3. Tamyiz (mampu membedakan antara yang baik dan yang buruk)
4. Bersuci dari hadats (besar dan kecil)
5. Menghilangkan najis
6. Menutup aurat
7. Masuk waktu shalat
8. Menghadap kiblat
9. Niat

Pelajaran #7 RUKUN SHALAT

Rukun Shalat ada 14, rinciannya sebagai berikut:

1. Berdiri jika mampu
2. Takbiratul Ihram
3. Membaca surat Al-Fatihah
4. Ruku'
5. I'tidal sesudah ruku
6. Sujud di atas tujuh anggota tubuh (dua telapak tangan, dua lutut, dua telapak kaki dengan menempelkan ujung jari, dahi dan hidung)
7. Bangkit dari sujud
8. Duduk diantara dua sujud
9. Thuma'ninah (tenang) pada seluruh gerakan
10. Tertib dalam melaksanakan tiap rukun-rukun
11. Tasyahud akhir
12. Duduk pada tasyahud akhir
13. Bershalawat kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassallam
14. Dua kali salam

Pelajaran #8 WAJIB SHALAT

Wajib Shalat ada 8, rinciannya sebagai berikut:

1. Semua bacaan takbir "Allahu Akbar" (Allah Maha Besar) selain takbiratul Ihram
2. Bacaan "Sami'allaahu li man hamidah" (Allah Maha Mendengar yang memuji-Nya) bagi imam dan orang yang shalat sendiri
3. Bacaan "Rabbana lakal hamdu" (Yaa Rabb kami, hanya untuk-Mu Segala Puji)
4. Bacaan "Subhana Rabbiyal 'Adzhim" (Maha Suci Rabb-ku Yang Maha Agung) ketika ruku
5. Bacaan "Subhana Rabbiyal A'la" (Maha Suci Rabb-ku Yang Maha Tinggi) ketika sujud
6. Bacaan "Rabbighfirliy" (Yaa Rabb-ku ampunilah aku) ketika duduk diantara sujud
7. Bacaan Tasyahud awwal
8. Duduk pada tasyahud awwal

Tidak ada komentar: