Kamis, 30 April 2015

Intisari Ajaran Islam - Syaikh 'Abdul 'Aziz bin 'Abdullah bin Baz (#9-15)

Sumber:
الشيخ عبدالعزيز بن عبدالله بن باز "الدروس المهمة لعامة الأمة "
Syaikh 'Abdul 'Aziz bin 'Abdullah bin Baz, Intisari Ajaran Islam (pdf bisa didapat dihttp://rowea.blogspot.com/2010/01/blog-post_16.html?m=1)

Pelajaran #9 BACAAN TASYAHUD

Adapun bacaan Tasyahud adalah sebagai berikut:

التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

Segala ucapan selamat, shalawat, dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan utusan-Nya.
(HR. Bukhari no. 6265).

Kemudian membaca shalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wassallam:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Ya Allah, semoga shalawat tercurah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana tercurah pada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, semoga berkah tercurah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana tercurah pada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.
(HR. Bukhari no. 4797 dan Muslim no. 406, dari Ka'ab bin 'Ujroh).

Kemudian pada tasyahud akhir (setelah membaca Tahiyat dan Shalawat) membaca doa, memohon perlindungan kepada Allah dari siksa jahanam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari fitnah al-Masih ad-Dajjal:

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ.
Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahanam, siksa alam kubur, fitnah kehidupan dan kematian, serta dari kejahatan fitnah Al-Masih ad-Dajjal.

Setelah itu, memilih doa yang dikehendaki, terutama doa yang ma'tsur  (yaitu doa yang diriwayatkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam) diantaranya adalah:

اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Ya Allah, bantulah aku agar senantiasa berdzikir, bersyukur dan beribadah dengan baik kepada-Mu".

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ ظُلْمًا كَثِيْرًا، وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِيْ مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِيْ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Ya Allah, sesungguhnya aku banyak menganiaya diriku, dan tidak ada yang mengampuni dosa-dosa, kecuali Engkau. Oleh karena itu, ampunilah dosa-dosaku dan berilah rahmat kepadaku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

Pada tasyahud awal setelah membaca dua kalimat syahadat, boleh langsung melanjutkan berdiri ke rakaat ketiga (di shalat Dhuhur, Ashar dan 'Isya). Namun apabila melanjutkan membaca shalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wassallam itu  lebih baik berdasar hadits-hadits yang menerangkan tentang hal ini.

Pelajaran #10 SUNNAH-SUNNAH SHALAT

Sunnah-sunnah dalam shalat yaitu:

1. Istiftah (yaitu membaca doa iftitah setelah takbiratul Ihram sebelum membaca al-fatihah)
2. Meletakkan telapak tangan kanan di atas tangan kiri (bersedekap), di atas dada, pada waktu berdiri sebelum ruku dan setelahnya (walaupun ada pendapat lain yaitu setelah ruku, saat i'tidal, tangan tidak bersedekap)
3. Mengangkat kedua tangan dengan merapatkan jari-jari, tangan terbuka, sejajar dengan kedua bahu atau kedua telinga, ketika takbir pertama, saat akan ruku dan bangkit dari ruku dan ketika berdiri dari tasyahud awwal ke rakaat ketiga.
4. Membaca tasbih lebih dari satu kali ketika ruku dan sujud.
5. Membaca doa setelah membaca bacaan wajib "Rabbanaa wa lakalhamdu" ketika bangkit dari ruku (i'tidal). Dan membaca doa memohon ampunan lebih dari satu kali saat duduk diantara dua sujud.
6. Memposisikan kepala agar lurus sejajar dengan punggung pada saat ruku.
7. Ketika ruku memposisikan kedua lengan agar berjauhan dari kedua pinggang dan posisi perut berjauhan dari kedua paha dan posisi kedua paha berjauhan dari kedua betis.
8. Mengangkat kedua lengan (pergelangan tangan sampai sikut) dari tanah ketika sujud.
9. Duduk di atas kaki kiri yang dibaringkan, menegakkan (telapak) kaki kanan pada tasyahud awwal dan ketika duduk diantara dua sujud (duduk iftirosy).
10. Duduk tawarruk  pada tasyahud akhir pada shalat empat rakaat dan tiga rakaat. Yaitu duduk di atas pinggul dan meletakkan kaki kiri di  bawah kaki kanan serta menegakkan (telapak) kaki kanan.
11. Memberi isyarat (menunjuk) dengan jari telunjuk (kanan) pada tasyahud awwal dan akhir, mulai ketika duduk sampai akhir tasyahud sambil menggerakkannya ketika berdoa.
12. Membaca shalawat dan tabrik (memohon berkah) untuk Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wassallam dan keluarga beliau. Juga untuk Nabi Ibrahim 'alaihi wasallam dan keluarga beliau ketika berdoa.
13. Membaca doa pada tasyahud akhir.
14. Membaca dengan jahr (nyaring) pada saat shalat Shubuh, shalat Jum'ah, shalat dua 'Ied ('Iedul Fitri dan 'Iedul Adha), shalat istisqa (minta hujan), dan pada rakaat pertama dan kedua shalat Maghrib dan 'Isya.
15. Membaca dengan sirr (tidak nyaring) pada saat shalat Dhuhur, shalat Ashar, rakaat ketiga shalat Maghrib dan dua rakaat terakhir shalat 'Isya.
16. Membaca ayat-ayat Al-Qur'an sesudah membaca surat Al-Fatihah.

Juga hendaknya memperhatikan Sunnah-sunnah yang diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selain yang kami sebutkan di atas. Diantaranya membaca lanjutan bacaan setelah "Rabbana wa lakalhamdu" pada saat bangkit dari ruku. Yaitu bagi Imam, Ma'mum dan orang yang shalat sendirian. Bacaan tersebut adalah sunnah.
Termasuk sunnah shalat juga adalah pada saat ruku meletakkan kedua (telapak) tangan pada kedua lutut dengan merenggangkan jari-jari tangan.

Pelajaran #11 HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SHALAT

Hal-hal yang membatalkan shalat ada 8 yaitu:

1. Berbicara dengan sengaja, sedangkan ia ingat (sadar) dan mengetahui hukumnya. Adapun orang yang lupa dan tidak mengetahui hukumnya maka shalatnya tidak batal.
2. Tertawa
3. Makan
4. Minum
5. Terbukanya aurat
6. Tubuh berpaling jauh dari kiblat
7. Banyak bergerak yg bersifat sia-sia secara berturut-turut
8. Batal wudhu

Pelajaran #12 SYARAT-SYARAT WUDHU

Syarat-syarat [sah] wudhu ada 10 yaitu:

1. Islam
2. Berakal
3. Tamyiz, yakni mampu membedakan antara baik dan buruk (suci dan najis)
4. Niat
5. Meneruskan niat, yaitu dengan tidak berniat menghentikannya sampai selesai wudhunya
6. Hal-hal yang mewajibkan wudhu telah hilang
7. Istinja' (yakni bersuci dengan air) atau istijmar (yakni bersuci dengan batu) [bila setelah buang hajat]
8. Air yang dipakai untuk berwudhu adalah air yang suci [dan mensucikan] dan mubah [bukan hasil curian misalnya]
9. Menghilangkan apa yang menghalangi sampainya air ke kulit
10. Tiba waktu shalat bagi yang berhadats terus menerus

Pelajaran #13 HAL-HAL YANG WAJIB DALAM WUDHU

Adapun tata cara dan hal-hal yang wajib dalam wudhu adalah sebagai berikut:

1. Membasuh muka termasuk berkumur-kumur dan menghirup air ke dalam hidung [istinsyaq]
2. Membasuh kedua tangan sampai sikut
3. Mengusap seluruh kepala rambut termasuk telinga
4. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki
5. Tertib (mengerjakannya dengan berurutan)
6. Muwalah (berkesinambungan)

Disunnahkan untuk mengulangi sampai 3 kali ketika membasuh muka, membasuh kedua tangan, kedua kaki, begitu juga ketika berkumur-kumur dan menghirup air ke hidung. Dan yang wajib adalah hanya satu kali.

Adapun mengusap kepala tidak disunnahkan untuk mengulanginya sebagaimana dijelaskan hadits-hadits yang shahih.

Pelajaran #14 HAL-HAL MEMBATALKAN WUDHU

Hal-hal yang membatalkan wudhu ada 6:

1. Keluar sesuatu dari dua jalan (dubur dan kemaluan)
2. Keluar sesuatu najis dari tubuh
3. Hilangnya akal dengan tidur atau hal lainnya
4. Menyentuh kemaluan atau dubur dengan tangan tanpa pembatas
5. Makan daging onta
6. Keluar dari agama Islam. Na'udzubillaahi min dzaalik (Semoga Allah Melindungi kita dan kaum muslimin dari hal ini)

Adapun memandikan jenazah hukum yang benar adalah tidak membatalkan wudhu. Demikian menurut pendapat mayoritas ulama. Karena tidak ada dalil yang menyatakan hal itu. Kecuali jika tangan orang yang memandikan jenazah menyentuh kemaluan si mayit tanpa pembatas. Dan wajib bagi yang memandikan untuk tidak menyentuh kemaluan main kecuali dengan memakai pembatas.
Demikian halnya dengan menyentuh wanita. Hal ini tidak membatalkan wudhu. Baik menyentuh dengan syahwat maupun tidak.  Selama tidak ada sesuatu yg keluar (dari kemaluannya). Hal ini menurut pendapat yang paling kuat dari dua pendapat para ulama, karena Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam  pernah mencium istrinya kemudian menunaikan shalat tanpa berwudhu lagi.
Adapun firman Allah SWT dalam dua ayat, surat An-Nisa dan Al-Maidah:

أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ
...atau menyentuh perempuan (QS. Al-Maidah:6)

Maksudnya adalah menyetubuhi istri. Demikian pendapat yang kuat diantara para ulama. Bahkan itu pendapat dari Ibnu Abbas dan sekelompok ulama salaf [terdahulu] dan khalaf [yg kemudian]. Dan Allah-lah Yang Memberi Taufik.

Pelajaran #15 MENGHIASI DIRI DENGAN AKHLAQ YANG DISYARIATKAN KEPADA SETIAP MUSLIM

Diantara akhlaq mulia yang disyariatkan kepada setiap muslim:

1. Jujur
2. Amanah
3. Menjaga kesucian
4. Malu
5. Berani
6. Dermawan
7. Menepati janji
8. Menjauhi seluruh yang diharamkan oleh Allah
9. Berlaku baik kepada tetangga
10. Membantu orang yang memerlukan sesuai kemampuan
11. Dan akhlaq lainnya yang dijelaskan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai akhlaq yang disyariatkan.

Tidak ada komentar: