Minggu, 05 April 2015

Kajian Kitab Ushulus Sunnah - Prinsip Pertama


*) Tulisan ini merupakan ikhtisar dari kajian Ustadz Rizal Yuliar Putrananda, Lc.  hari Sabtu tgl 4 April 2015 / 14 Jumadil Akhir 1436H di Masjid Baitur Rahim Galaxy Bekasi Selatan. Adapun sebuah Ikhtisar tentu tidak akan selengkap yg disampaikan Ustadz pada saat kajian.

Berkata penulis, Abu Abdillah Ahmad Ibnu Hambal as-Syaibani:

أُصُولُ اَلسُّنَّةِ عِنْدَنَا:
اَلتَّمَسُّكُ بِمَا كَانَ عَلَيْهِ أَصْحَابُ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَاَلْاِقْتِدَاءُ بِهِمْ، وَتَرْكُ اَلْبِدَعِ، وَكُلُّ بِدْعَةٍ فَهِيَ ضَلَالَةٌ، وَتَرْكُ اَلْخُصُومَاتِ، وَالْجُلُوسِ مَعَ أَصْحَابِ اَلْأَهْوَاءِ، وَتَرْكُ اَلْمِرَاءِ وَالْجِدَالِ وَالْخُصُومَاتِ فِي اَلدِّينِ.

Prinsip-prinsip agama disisi kami adalah:
"Berpegang teguh dengan apa yang dijalani oleh para shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam  serta bertauladan kepada mereka, meninggalkan perbuatan bid'ah, karena setiap bid'ah adalah sesat, tidak mengurangi, tidak duduk/bermajlis dengan ahlul ahwa (orang-orang yg mengikuti hawa nafsu), serta meninggalkan perdebatan dalam masalah agama."

SYARAH/PENJELASAN (Ustadz Rizal)

Ini adalah pemilihan kalimat yg agung oleh Imam Ahmad bahwa beliau memilih kata "berpegang teguh" ( اَلتَّمَسُّكُ) dengan apa yg dijalani para sahabat, bukan kata lainnya misal "menyerupai amal" para sahabat.
Karena pasti kita tidak akan bisa menyerupai amal mereka, namun untuk "berpegang teguh" InsyaaAllah kita bisa.

Bagaimana kita bisa menyerupai sahabat, bahkan Umar bin Khattab sempat berujar, "Bagaimanapun, aku tak akan pernah bisa menyamai Abu Bakar dalam hal ketaqwaaan dan ibadah kepada Allah SWT."

Berpegang teguh kepada para sahabat berarti menuruti tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Sahabat adalah manusia pilihan yang diberikan keistimewaan dan keutamaan. Kesempatan dapat menyertai dan bertemu dengan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam merupakan anugerah yang tidak dapat tergantikan oleh apapun. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memilih di antara para hamba-Nya untuk menyertai rasul-Nya dalam menegakkan agama-Nya di muka bumi. Manusia-manusia pilihan ini, tentu memiliki kedudukan istimewa dibanding yang lain. Karena pilihan Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak mungkin keliru. 

'Abdullah bin Mas'ûd Radhiyallahu anhu berkata: "Barang siapa di antara kalian ingin mengikuti sunnah, maka ikutilah sunnah orang-orang yang sudah wafat. Karena orang yang masih hidup, tidak ada jaminan selamat dari fitnah (kesesatan). Mereka ialah sahabat-sahabat Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam . Mereka merupakan generasi terbaik umat ini, generasi yang paling baik hatinya, yang paling dalam ilmunya, yang tidak banyak mengada-ada, kaum yang telah dipilih Allah menjadi sahabat Nabi-Nya dalam menegakkan agama-Nya. Kenalilah keutamaan mereka, ikutilah jejak mereka, berpegang teguhlah dengan akhlak dan agama mereka semampu kalian, karena mereka merupakan generasi yang berada di atas Shirâthal- Mustaqîm."
(Perkataan senada juga diriwayatkan dengan penuturan di atas oleh Ibnu 'Abdil-Bar dalam Jâmi' al-Bayân (II/97), Abu Nu'aim dalam al-Hilyah, dari Ibnu Umar ra (I/305))

Beliau Radhiyallahu anhu juga berkata: "Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala melihat hati para hamba-Nya. Allah menemukan hati Muhammad adalah sebaik-baik hati hamba-Nya. Allah memilihnya untuk diri-Nya dan mengutusnya dengan membawa risalah-Nya. Kemudian Allah melihat hati para hamba setelah hati Muhammad. Allah mendapati hati sahabat-sahabat beliau adalah sebaik-baik hati hamba. Maka Allah mengangkat mereka sebagai wâzir (pembantu-red) Nabi-Nya, berperang demi membela agama-Nya. Maka apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin (para sahabat), pasti baik di sisi Allah. Dan apa yang dipandang buruk oleh mereka, pasti buruk di sisi-Nya".
(HR Ahmad dan lainnya. Riwayat ini derajatnya hasan)

Dalam kitab Shahîhain, al-Bukhâri dan Muslim diriwayatkan dari hadits 'Abdullah bin Mas'ûd Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ يَجِيءُ قَوْمٌ تَسْبِقُ شَهَادَةُ أَحَدِهِمْ يَمِينَهُ وَيَمِينُهُ شَهَادَتَهُ 

Sebaik-baik manusia ialah pada zamanku, kemudian zaman berikutnya, dan kemudian zaman berikutnya. Lalu akan datang suatu kaum yang persaksiannya mendahului sumpah, dan sumpahnya mendahului persaksian.
(Al-Fushul fi Sîratir-Rasûl, Ibnu Katsir, Takhrîj: Syaikh Sâlim bin 'Id al-Hilâli)

Juga keutamaan sahabat disebutkan dalam Qur'an surat At-Taubah ayat ke-100:

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.
(QS. At-Taubah [9]: 100)

Para sahabat adalah termasuk golongan orang-orang yang diberi nikmat (shiddiiqiin,  syuhada, sholihin) yang kita meminta ditunjukkan ke jalan yg sama dengan mereka setiap kita membaca surat Al-Fatihah.

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
(QS. An-Nisa [4]: 69)

PENUTUP

Inilah prinsip pertama dalam beragama seperti yg disampaikan oleh Imam Ahmad Bin Hambal dalam kitabnya Ushulus Sunnah:
"Berpegang teguh dengan apa yang dijalani oleh para shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam"

Semoga Allah Memudahkan kita untuk berpegang teguh dengan apa yang dijalani para sahabat radhiyallahu 'an hum.

Tidak ada komentar: